DAHSYATNYA
PENTAS SANDIWARA GERR
Mata
kuliah apresiasi drama adalah salah satu mata kuliah yang paling terkesan dari Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Seni, IKIP PGRI Madiun. Kenapa drama dianggap mata kuliah yang paling terkesan?
Pertama, setelah mata
kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menguasai teori sekaligus pengaplikasian
teori tersebut yakni melalui kesuksesan pementasan. Kedua, diharapkan dapat menumbuhkan rasa peduli, toleransi, kerjasama,
profesionalitas, totalitas antar mahasiswa. Ketiga,
dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan mahasiswa ketika
terjun di lapangan.
Dalam waktu 4 bulan
mahasiswa semester 5 khususnya mahasiswa PBSI 5B yang hanya terdiri dari 32
orang harus mempersiapkan semua meskipun drama merupakan hal yang masih awam. Dana
yang dibutuhkan untuk pementasan juga cukup besar. Misalnya, untuk
penyutradaraan, konsumsi, produksi, sewa gedung, sewa lighting, sewa backdroup,
sewa musik dan level. Uang Rp 15.000.000,00 dikeluarkan untuk pementasan drama.
Pimpinan produksinya Rully Dwi Wahyu
Prasetyo, sutradara dan penata lampu Silo Lilo.
Latihan dilakukan pada
malam hari mulai pukul 18.30 - 21.30 WIB. . Sepuluh kali pertemuan pertama
halnya pemilihan dan bedah naskah Gerr
karya Putu Wijaya. Sepuluh kali
pertemuan kedua halnya blocking tanpa naskah.Sepuluh kali pertemuan ketiga
halnya penghalusan pemain.
Pemainnya Lia
Sari sebagai Nenek, Rufik Arifatul Azizah sebagai Ibu Bima, Deni sebagai
Sita, Ruli sebagai Bruno, Wachid Bagus Kuncoro sebagai Bima, Wuri dan Bella
sebagai Anak, Fredy dan Mahardi sebagai penggali kubur, Sana sebagai Lurah,
Emir sebagai Polisi, Reza sebagai Hansip, Jumarni, Dewi, Melisa, Sevi, Dita,
dan Joni sebagai pelayat.
Sinopsis naskah Gerr
karya Putu Wijaya yakni Bima tiba-tiba mati. Seluruh keluarganya berkabung dan
merubung di sekitar peti mati. Duka, suka, berbagai perasaan masing-masing
berdesak-desakan ibu, istri, anak saudara, tetangga, teman, tamu, dan petugas
keamanan semuanya lengkap hadir. Tak lama lagi bima akan dikubur. Semua orang
karena spontanitas, pernyataan yang jujur maupun tegas, serentak menangis bersama-sama dalam erangan bersama. Mereka
mengumpulkan sebuah gelombang yang besar untuk menggulingkan peti mati itu ke
dalam liang yang telah menganga. Hanya kedua penggali kubur yang tampak tenang.
Mereka menunggu dengan sabar upacara menangis itu yang telah menjadi santapan
mereka setiap hari. Dengan dingin dan perasaan yang jauh dari peristiwa itu
mereka juga mengisap dan mengepulkan asap rokoknya.
Perang
pendapat, ide, dan gagasan antar mahasiswa melihat ketidakadilan selama proses
tidak bisa dihindarkan. Namun, tanpa gejolak mungkin takkan ada kesuksesan pada
pementasan. Kerjasama, kekompakan, dan keprofesionalitas tetap dijunjung di
tengah gejolak yang dialami.
Akhirnya, 4 Februari 2013 pementasan pun terlaksana
dengan tepuk tangan pembina, penonton, pelatih, dan undangan yang hadir.
Sungguh dahsyat efek yang ditimbulkan dari sebuah pementasan drama.
Terima kasih kepada bapak Bambang Eko
Hari Cahyono selaku Dekan FPBS, bapak Panji Kuncoro selaku Sekprodi, bapak Agus
Budi Santoso selaku Kaprodi, dan bapak Dwi Rohman Soleh sebagai pembina. Terima
kasih juga kepada bang Silo yang telah
berkenan dengan sabar menyutradarai pentas drama 5B, terima kasih kepada
teman-teman yang telah bekerja keras untuk kesuksesan pentas drama kelas 5B.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق