Powered By Blogger

الجمعة، 8 فبراير 2013

ANALISIS PERISTIWA PRAGMATIK



Analisis Tindak Tutur dalam Film Twilight


(Oleh: Jumarni/PBSI/VB/10311050)

A. Pendahuluan 
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat vital dalam hidup manusia. Aktivitas apapun tidak dapat bisa berjalan tanpa adanya bahasa. Semua ide, gagasan, pendapat tidak dapat tersampaikan kepada orang lain tanpa perantara bahasa. Penggunaan bahasa dalam suatu tindak tutur selain bertujuan untuk memberi informasi juga berharap lawan tutur terpengaruh oleh lokusi penutur. Dalam pragmatik sendiri, perlokusi tidak hanya bermakna jika diucapkan saja tetapi sikap dan tindakan juga dapat mewakili jawaban dari lawan tutur. Oleh karena itu, peneliti ingin menganalisis tindak tutur dalam film twilight.


B. Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, Perlokusi

Searle dalam I Dewa Putu Wijana (1996:17), secara pragmatik setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan seorang penutur, yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (ilocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act). I Dewa Putu Wijana (1996:17-18), “tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu.” Penutur hanya menginformasikan sesuatu baik itu berupa pertanyaan, maupun pernyataan untuk melakukan sesuatu, tanpa ada maksud untuk mempengaruhi lawan tuturnya. 
Tindak tutur ilokusi adalah suatu tindakan yang abstrak atau pemahaman lawan tutur terhadap lokusi dari penutur. Tindak tutur ilokusi sangat sukar diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan dimana tindak tutur itu terjadi, dan sebagainya, (I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rohmadi, 2011:23-24). 
I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rohmadi (2011:24), “tindak tutur perlokusi adalah sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force), atau efek bagi yang mendengarkannya.” Penutur memberikan efek terhadap lawan tutur yakni dapat berupa sikap, jawaban, dan tindakan. Dalam film twilight banyak digunakan tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi yang cukup menarik untuk dianalisis. Selain pengungkapan gagasan berupa jawaban, juga diungkapkan dengan sikap dan tindakan. 
C. Analisis Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi Dalam Film Twilight
1. Teman Bella: Bella (memanggil Bella sambil melempar sesuatu). 
Bella: (Menengok sambil memperlihatkan bahwa ia sedang membaca buku). 
Hasil analisis: 
Data (1) tindak lokusinya teman Bella memanggil Bella sambil melempar sesuatu. Hal tersebut diharapkan agar Bella bisa segera bergabung dengannya. Jarak dia dengan Bella yang agak jauh membuatnya harus memanggil Bella sambil melempar sesuatu. Hal itu dimaknai sebagai hal yang wajar dikalangan remaja. Selain menambah suasana keakraban juga merupakan sarana komunikasi nonverbal untuk memperjelas komunikasi verbal. 
Tindak ilokusinya Bella memahami lokusi temannya. Dengan tidak memaknai tindakan temannya tersebut sebagai tindak kekerasan tetapi hanya sebagai sarana komunikasi nonverbal untuk mempermudah komunikasi agar segera bisa ditanggapi oleh Bella. Saat itu Bella pun juga sedang membaca buku sambil mendengarkan lagu dengan alat bantu yang dipasang ditelinganya. Jadi, juga mempengaruhi daya pendengaran Bella terhadap informasi-informasi/lokusi dari orang lain. 
Tindak perlokusinya yakni Bella menengok sambil memperlihatkan bahwa ia sedang membaca buku. Hal ini dilakukan Bella selain karena jarak yang agak jauh, juga tidak sopan juga jika ia harus berteriak “tidak mau” kepada temannya. Sehingga ia memakai bahasa nonverbal untuk mengungkapkan keengganannya bergabung dengan teman-temannya.
2. Bella: Kau bilang padanya? 
Charlie: (Membelalakkan mata sambil mengangkat jari tangannya). 
Hasil Analisis: 
Data (2) tindak lokusinya Bella bertanya kepada ayahnya “Kau bilang padanya?”. Bella bertanya seperti itu karena ia tidak ingin ibunya cemas mendengar musibah yang hampir membunuhnya. Kalau tidak ada Edward Cullens mungkin ia sudah meninggal ditabrak temannya sendiri. Meskipun temannya berdalih kalau ia sebenarnya sudah berusaha untuk menghentikan mobilnya tetapi tetap tidak bisa. Dengan kesigapan dan kecepatan Edward Cullenslah, Bella dapat terselamatkan. 
Lalu tindak ilokusinya Charlie memahami lokusi dari Bella. Charlie sebenarnya juga tidak ingin mantan istrinya tersebut cemas mendengar kabar tersebut, tetapi bagaimanapun juga seorang ibu harus tahu bagaimana kondisi anaknya. Mungkin tindakan Charlie memberi kabar mantan istrinya tersebut membuat Bella marah tetapi ia melakukan itu untuk kebaikan bersama. Ia ingin ibu Bella juga merasakan apa yang Charlie rasakan jika melihat anaknya hampir meninggal dunia karena kelalaian teman Bella mengemudikan kendaraan pribadi. 
Tindak perlokusinya yakni Charlie membelalakkan mata sambil mengangkat jari tangannya. Tindakan Charlie mengungkapkan komunikasi nonverbal tersebut sebagai tanda bahwa hal itu merupakan suatu yang wajar dilakukan orang tua jika anaknya mendapat musibah. Jadi, ia tidak harus menjawabnya dengan kata “ya” karena sudah pasti ia melakukannya jika Bella mendapat musibah meskipun tidak terjadi apa-apa terhadap Bella.
3. Bella: Bisa aku bicara denganmu sebentar? 
Edward Cullens: (Datang menghampiri Bella). 
Hasil Analisis: 
Data (3) tindak lokusinya Bella mengatakan “Bisa aku bicara denganmu sebentar?”. Hal ini dilakukan Bella karena saat itu Edward Cullens sedang berbicara dengan orang tuanya yang saat itu sedang bertugas di rumah sakit tempat Bella dirawat. Selain itu, juga tidak mungkin Bella langsung memanggil Edward Cullens tanpa minta ijin dulu kepada orang tuanya yang saat itu sedang berbicara serius dengannya. 
Lalu tindak ilokusinya Edward Cullens memahami lokusi dari Bella. Ia berpikir bahwa Bella memang ingin berbicara berdua saja dengannya. Ayah Edward juga ikut memahami lokusi dari Bella yang ingin berbicara berdua dengan anaknya, Edward Cullens. 
Tindak perlokusinya yakni Edward Cullens datang menghampiri Bella. Ayah Edward juga mengajak istrinya untuk meninggalkan Edward Cullens agar bisa berbicara berdua dengan Bella. Meskipun sebenarnya ayahnya juga tidak menyetujui Edward Cullens berdekatan dengan Bella. Penyebabnya adalah Edward Cullens yang terlahir sebagai keturunan vampir dan Bella sebagai manusia. Hal ini akan memberikan efek yang tidak baik untuk keluarganya.
4. Dosen: Yo, yo, yo. Hei, kalian, ayolah kita harus pergi. Kita harus pergi. Hijau itu apa? Bagus. Ayo pergi. Ayo. 
Mahasiswa: (Berjalan menuju bus). 
Hasil Analisis: 
Data (4) tindak lokusinya dosen mengatakan “Yo, yo, yo. Hei, kalian, ayolah kita harus pergi. Kita harus pergi. Hijau apa itu? Bagus. Ayo pergi. Ayo.” Hal ini dilakukan dosen karena mahasiswa justru asyik ngobrol/berbicara dengan temannya padahal bus sudah siap. Selain itu, juga untuk mengefektifkan waktu agar tidak terbuang dengan percuma untuk hal-hal yang tidak perlu. Faktor waktu perjalanan yang jauh dan disana nanti juga akan melakukan suatu penelitian atau observasi berkaitan dengan kuliah biologinya yang pasti juga membutuhkan waktu yang tidak sedikit. 
Tindak ilokusinya mahasiswa memahami lokusi dari dosen. Mahasiswa berpikir bahwa jika bus sudah siap berarti alangkah lebih baik jika langsung masuk ke bus dan itu diperkuat juga dengan ajakan dosen untuk segera masuk ke bus agar cepat sampai tempat penelitian atau observasi. 
Tindak perlokusinya yakni mahasiswa berjalan menuju bus. Mahasiswa sadar bahwa tindakan dosennya tersebut merupakan hal yang sebenarnya tidak harus dilakukan terhadap seorang mahasiswa. Akan tetapi, karena mahasiswa kurang mempunyai kesadaran tentang keefektifan waktu. Jadi, mahasiswa tidak langsung masuk ke bus tetapi justru ngobrol/berbicara dengan temannya.
5. Edward Cullens: Setidaknya bisakah kau memperhatikan jalanmu. 
Bella: (Menatap Edward dan meninggalkannya). 
Hasil Analisis: 
Data (5) tindak lokusinya Edward Cullens mengatakan “Setidaknya bisakah kau memperhatikan jalanmu”. Hal itu dilakukan Edward Cullens karena Bella tidak berhati-hati dalam berjalan padahal akibatnya bisa fatal jika Bella selalu lalai dalam bertindak atau melakukan sesuatu tanpa berhati-hati. Rasa peduli Edward yang tinggi juga menjadi penyebab mengapa Edward Cullens berkata dengan nada tinggi seperti itu. Ia tidak ingin Bella celaka karena kecerobohannya sendiri. 
Tindak ilokusinya Bella memahami lokusi dari Edward. Bella berpikir bahwa apa yang dikatakan Edward tadi merupakan suatu hal yang sangat menyinggung perasaannya dan tidak pantas diucapkan kepadanya. Sebagai seorang Edward Cullens sebenarnya bisa berbicara dengan bahasa yang lebih halus tanpa menyinggung perasaan orang lain apalagi kepadanya. Edward Cullens merupakan seorang lelaki yang kini telah mencuri perasaannya. Jadi, perkataan Edward Cullens tadi dianggap seperti petir di siang hari atau begitu menyayat hatinya. Tindak perlokusinya yakni Bella menatap Edward dan berusaha meninggalkannya. Hal ini dilakukan untuk memperjelas kemarahannya kepada Edward Cullens. Jadi, Bella tidak mungkin menanggapi perkataan Edward Cullens yang seperti itu dan lebih baik meninggalkannya.
6. Edward Cullens: Masuklah ke mobil! 
Bella: (Langsung masuk ke mobil). 
Hasil Analisis: 
Data (6) tindak lokusinya Edward Cullens mengatakan “Masuklah ke mobil!”. Hal ini dilakukannya agar Bella tidak dilukai oleh para penjahat yang saat itu ingin berniat jahat kepada Bella. Rasa cinta Edward kepada Bella yang begitu besar membuatnya berusaha melindungi Bella kapanpun dan dimanapun Bella berada. Ia berusaha mengorbankan segalanya untuk kebahagiaan dan kenyamanan Bella. Apapun ia lakukan agar Bella bahagia apalagi cuma melawan penjahat. 
Tindak ilokusinya Bella memahami lokusi dari Edward Cullens. Bella yang saat itu merasa ketakutan karena dikepung oleh penjahat yang ingin melukainya. Kehadiran Edward Cullens seperti pahlawan untuknya karena datang saat ia benar-benar memerlukan bantuannya. Perlindungan Edward yang seolah-olah ekstra kepadanya membuatnya lebih mengukuhkan rasa simpatinya kepada Edward Cullens. 
Tindak perlokusinya yakni Bella langsung masuk ke mobil. Perkataan Edward Cullens membuatnya tidak mampu berkata-kata lagi kecuali langsung melakukan dengan tindakan. Tidak akan mungkin Bella berkata-kata/berbicara dengan situasi yang sangat buruk untuknya. Lebih baik ia menyelamatkan diri atau langsung menuruti perintah dari Edward Cullens.
7. Alice: Berhenti. 
Anggota keluarga Cullens dan Bella: (Semua berkumpul). 
Hasil Analisis: 
Data (7) tindak lokusinya Alice mengatakan “Berhenti!”. Kemampuan Alice dalam menerawang masa depan membuatnya lebih siaga saat akan terjadi apapun dengan keluarganya. Ini terjadi ketika semua anggota Cullens dan Bella bermain baseball, tiba-tiba ada 3 orang yang datang dari keturunan vampir yang lain. Sehingga Alice berkata demikian agar keluarganya bersikap siaga. 
Tindak ilokusinya anggota keluarga Cullens dan Bella memahami lokusi dari Alice. Semua anggota berpikir jika Alice berkata demikian berarti suatu pertanda bahwa akan ada bahaya yang mengancam keluarga Cullens. Meskipun kemampuan Alice itu bersifat subjektif namun semua keluarga percaya bahwa firasat Alice itu banyak benarnya. Sehingga semua keluarga sangat percaya kepada kemampuan Alice. Tidak ada untungnya juga untuk Alice untuk mengada-ada suatu musibah apalagi itu menyangkut keluarganya sendiri. 
Tindak perlokusinya yakni semua anggota keluarga Cullens dan Bella berkumpul. Hal itu dilakukan oleh keluarga Cullens agar dapat membuat benteng pertahanan yang kokoh dihadapan musuh. Keikutsertaan Bella dalam keluarga Cullens dalam bermain baseball saat itu membuat mereka lebih siaga dan waspada. Keluarga Cullens tidak mau keberadaan Bella dalam keluarganya nanti dicium oleh musuh dan digunakan sebagai sandera untuk menaklukan kekokohan keluarga Cullens.
8. James: Kau membawa makanan ringan (saat James mencium bau Bella). 
Keluarga Cullens: (Bersikap garang agar James tidak melukai Bella). 
Hasil Analisis: 
Data (8) tindak lokusinya James mengatakan “Kau membawa makanan ringan”. Hal ini terjadi saat James mencium bau manusia dari tubuh Bella. Awalnya musuh tidak mengetahui bahwa ada satu manusia di keluarga Cullens. Akan tetapi, ketika ada hembusan angin keberadaan Bella tercium juga. 
Tindak ilokusinya keluarga Cullens memahami lokusi dari James. Keluarga Cullens berpikir bahwa ucapannya James sangat menyudutkan posisi Bella. Bella adalah satu-satunya manusia yang bersama keluarga Cullens. Hal ini membuat semua keluarga harus melindunginya. 
Tindak perlokusinya yakni keluarga Cullens bersikap garang agar James tidak melukai Bella. James dan lainnya adalah sama-sama keturunan dari vampir. Akan tetapi, yang membedakannya adalah anggota keluarga Cullens merupakan vampir vegetarian atau hanya memakan darah hewan saja. Sedangkan James dan dua temannya adalah monster atau memakan darah manusia. Sikap keluarga Cullens tersebut juga merupakan suatu bentuk perlawanan agar musuh tidak meremehkan kekuatan dari keluarganya.
D. Simpulan
Tindak tutur dalam film twilight, bila dicermati selain memberi informasi (lokusi), juga bertujuan agar lawan tutur memahami dan terpengaruh oleh lokusi dari penutur. Sedangkan perlokusi yang diungkapkan lawan tutur tidak semalanya berupa jawaban atau komunikasi verbal. Akan tetapi, ada kalanya penggunaan komunikasi nonverbal pun dianggap lebih mewakili maksud lawan tutur terhadap lokusi dari penutur. 
Daftar Pustaka
I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rohmadi. 2011. Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. 
I Dewa Putu Wijana. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi. 
Zamzani. 2007. Kajian Sosiopragmatik. Yogyakarta: Cipta Pustaka.

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق