Powered By Blogger

الأربعاء، 10 أبريل 2013

CONTOH RESENSI NOVEL SAMAN

                                                  SAMAN

                     Oleh Jumarni
        (NPM 10311.050/PBSI/VIB) 
                
Judul                     : SAMAN
 Penulis                 : Ayu Utami
ISBN                     : 979 – 9023 – 17 – 3
Penerbit                 : Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia    
                                (KPG)
Cetakan                 : Desember 2003
                                         Tebal                     : ix, 198 halaman

         Saman adalah pemenang Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta 1998. Ayu Utami adalah pengarang dari novel ini. Ia lahir di Bogor, 21 November 1968, besar di Jakarta dan menamatkan kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Ayu Utami mendapat Prince Claus Award pada tahun 2000.
        Novel ini sangat istimewa karena pembicaraan tentang seks, agama, cinta, kultural, politik digambarkan secara gamblang sesuai dengan kondisi masyarakat pada zamannya. Selain itu, mengungkapkan batasan moralitas yang semu. Misalnya, mensunnahkan perselingkuhan, menganggap tugas hanya sebuah tameng di muka umum tanpa memikirkan pertanggungjawaban tugas itu kepada Tuhan YME. Cinta hanya dipandang dari arti yang sangat sempit, yakni cinta kepada lawan jenis.

SINOPSIS NOVEL
        Salah satu taman di Central Park adalah saksi bisu penantian Laila yang sekian lama menunggu Sihar setelah 22 April tahun lalu atau 402 hari. Kerinduannya pada Sihar hingga tercipta beberapa sajak. Kuingin mulut yang haus/ dari lelaki yang kehilangan masa remajanya/ di antara pasir-pasir tempat ia menyisir arus. Sebelumnya Laila dan Sihar berada di sebuah kamar hotel dan esoknya Sihar menghilang entah kemana.
         Laut Cina Selatan adalah tempat awal pertemuan Sihar dengan Laila. Saat itu Laila adalah rekan bisnis dari Rosano dan Sihar merupakan insinyur analis kandungan minyak atau lebih tepatnya adalah pegawai dari Rosano. Sihar begitu menawan sehingga mampu membuat Laila tergila-gila. Hal ini juga tampak ketika Laila membantu membersihkan lukanya. Kecerobohan Rosano mengambil keputusan yang mengakibatkan ketiga temannya tewas. Sihar sangat kecewa sehingga ia memukuli bangku mika di bandara yang kecil dengan tangannya.
        Percakapan keduanya menimbulkan hasrat untuk mengajukan kasus ini ke pengadilan. Awalnya Sihar ragu karena Rosano bukan orang sembarangan. Ia bisa saja membungkam keluarga Hasyim dan polisi dengan uangnya. Namun, Laila berhasil menaklukan argumennya dengan mengusulkan Saman dan Yasmin selaku LSM untuk mendukung keluarga korban jika terjadi tekanan. Sehingga keduanya langsung ke Palembang untuk menemui keduanya. Sampai di sana ia, Sihar, Saman, dan Yasmin sering bertemu untuk membicarakan hal-hal yang menyangkut persidangan. Bulan-bulan berikutnya Saman dan Yasmin berhasil membongkar persoalan ini ke media massa. Dengan berbagai cara mereka lakukan akhirnya mereka mampu memenjarakan Rosano.
        Wisanggeni adalah nama asli Saman. Sebenarnya Wisanggeni lahir di Yogyakarta, tetapi saat usianya 4 tahun, bapaknya dipindah ke Perabumulih (Sumatera Selatan). Belakang rumah Wis menurut orang tuanaya dan warga sekitar adalah tempat angker yang dihuni berbagai hantu dan ular besar sehingga ia dilarang keras untuk menjamahnya.Ia selalu menuruti perintah ayahnya tersebut. Kematian kedua adiknya yang hilang misterius dan yang satunya mati pada hari ketiga membuatnya bertanya-tanya apakah ada kaitannya dengan hutan dibelakang rumah.Tapi, ia hanya bisa menangis dipelukan ayahnya ketika ia merasakan sesuatu.
          Lulus dari Institut Pertanian Bogor ia memutuskan untuk menjadi pastor. Kemudian ia meminta izin Romo Daru untuk ditugaskan di Perabumulih selain karena dia lulusan institut pertanian jadi banyak yang dikerjakan di perkebunan. Ia juga ingin memecahkan misteri hutan di belakang rumahnya.  Permohonannya dikabulkan. Setibanya di sana ia singgah dibekas rumahnya dulu. Ia menyampaikan maksud tujuannya kepada pemilik rumah baru itu. Kesantunannya membuat pemilik rumah bersedia membantunya jika ia memerlukan bantuannya. Namun, setelah kembali ke pastoran untuk istirahat ia merasa ada yang memanggilnya dari belakang. Ia berdoa dan berusaha mendekati suara itu.Seoragn gadis belasan tahunlah yang ia lihat. Dengan kejadian itu membawa Wis masuk ke dalam suatu perkampungan di tengah perkebunan kelapa sawit yang membuatnya merasa iba dan prihatin. Wis  merasa raga dan pikirannya sangat dibutuhkan untuk membantu mereka. Ia lebih sering berada di sana daripada di pastoran  
         Teguran dari pater lain karena ia sering meninggalkan pastoran tak membuat semangat Wis untuk menyelamatkan Upi dan warga desa dari permasalahan menurun. Ia justru mengirim surat kepada ayahnya untuk meminta modal agar ia bisa membangun fasilitas yang meringankan warga Lubukrantau misalnya membuatkan jaringan listrik dan alat pengolahan getah lateks. Namun, hambatan Wis tidak hanya masalah modal tetapi yang lebih kronis lagi yakni ancaman dari pihak pabrik kelapa sawit yang ingin menguasai tanah warga dengan mencari keuntungan pribadi dan mengabaikan kesejahteraan warga. Berbagai bentuk teror dilakukan pihak pabrik untuk mengikis ketegaran warga desa termasuk Wis. Misalnya, pemerkosaan, pembakaran rumah-rumah warga dan lain-lain. Disaat Wis mulai ragu dengan tindakannya, Anson justru semakin semangat untuk membakar pabrik dan pos-pos polisi pabrik kelapa sawit setelah istrinya diperkosa salah satu satpam pabrik. Saat Anson pergi meninggalkan rumah asap beserta warga lain. Wis tiba-tiba didatangi 5 lelaki berperawakan polisi. Wis diborgol dan dimasukkan ke dalam mobil setelah itu disekap dan dianiaya selayaknya teroris. Empat belas sudah ia disiksa rasanya ia ingin mati saja tapi tiba-tiba tercium gas karbondioksida. Anson datang menyelamatkannya dan ia juga tidak tahu kalau Wis berada dalam ruangan di pabrik kelapa sawit itu. Setelah kejadian itu status mereka kini buron. Wis akhirnya mengganti namanya menjadi Saman. Saman dibantu sahabat-sahabatnya yakni Tala, Cok, Laila,  dan Yasmin pergi dari Indonesia. Romantisme cinta Yasmin dan Saman begitu indah ketika saat-saat kepergiannya kepengasingan padahal Yasmin sudah bersuami dan Saman adalah seorang pastor.
                                                                           ****
         Dengan membaca sekaligus memahami novel Saman secara utuh yang mana novel ini mengarah pada free seks. Cinta  atau melakukan hubungan seks kepada seseorang yang haram untuk dicintai (sudah beristri atau bersuami). Melakukan hubungan seks sebelum menikah. Seorang pastor yang suci melakukan hubungan seks dengan wanita yang sudah bersuami. Selain itu, novel ini sangat diperuntukkan bagi pembaca yang dewasa. Baik dari dimensi politik, antropologi sosial, terutama agama dan lain-lain.